Dalam bukunya The Risen Jesus and Future Hope, Dr.Gary Habermas menawarkan tiga langkah praktis bagaimana penyaliban Yesus akan membantu kita mengatasi perasaan takut akan kematian. Hal ini bisa dipastikan bukan hanya pemikiran akademis saja namun sebuah solusi kehidupan yang dapat membantu seseorang menghadapi intimidasi maut. Mari kita pelajari bersama,
Langkah pertama: Menyelami Kebenaran Tentang Kehidupan Kekal
Bukti nyata bahwa Yesus pernah mati disalibkan adalah sebuah bukti kemenangan Yesus Kristus atas kematian. Penyaliban itu menghancurkan penghalang antara sorga dan bumi, mengijinkan sorga untuk turun dan nyata dalam kehidupan kita. Kumpulkanlah fakta-fakta tentang penyaliban Yesus Kristus, dan selamilah apa yang Alkitab katakan tentang hal itu. Alami bagaimana Yesus sendiri telah mengalahkan maut supaya kita yang percaya kepadanya mengalami kehidupan kekal.
Langkah kedua: Mengubah Cara Berpikir Kita Dengan Cara Berpikir Sorgawi
Di tahun 1952, Florence Chadwick menerima tantangan untuk berenang dari Pulau Catalina menuju pulau utama California. Sebagai wanita pertama yang berenang menyebrangi terusan Inggris, dia cukup percaya diri dapat menyelesaikan tantangan tersebut dengan baik. Ketika tiba waktunya, pagi itu berkabut dan sangat dingin, hal itu membuatnya kesulitan untuk melihat perahu yang menyertainya selama menjalani tantangan tersebut. Sekalipun ia telah sangat kelelahan, ibunya terus menyemangatinya dan memberitahunya betapa dekatnya ia dengan pantai. Namun pada satu titik ia tidak kuat lagi dan ia diangkat naik ke perahu, pada hal saat itu dia hanya setengah mill dari pantai. Keesokan harinya dalam konfrensi pers dia berkata, “Yang saya bisa lihat hanya kabut.. Saya pikir jika saya bisa melihat pantai saat itu, saya akan berhasil.”
Dari pengalaman Florence tersebut kita bisa belajar, bahwa cara pandang kita ke depan bisa menentukan masa depan kita. Bagi kita orang percaya, tujuan kita di depan adalah sorga. Jika kita terus mengarahkan pandangan kita pada rumah sorgawi kita, hal tersebut akan memberikan kekuatan bagi kita untuk terus berjuang sampai akhir melewati berbagai halangan dan kabut yang mencoba melemahkan kita.
Dalam Kolose 3:2, Paulus menasihatkan, “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” Kita harus merubah arah pandangan kita, dari perkara-perkara duniawi menjadi perkara-perkara sorgawi. Apa yang kita kejar dalam hidup ini bukanlah sesuatu yang bisa hilang atau rusak karena karat dan ngengat, namun sesuatu yang kekal.
Langkah ketiga: Mengganti Ketakutan Dengan Kebenaran Sorgawi
Stres dan ketakutan akan kematian dapat melumpuhkan kita sehingga kita tidak bisa menikmati hidup sebagaimana Tuhan mau. Dalam Filipi 4:6-8, Paulus mengajarkan bahwa kita harus mengganti pikiran-pikiran kekuatiran dengan kebenaran sorgawi, apa yang mulia, adil, suci, manis dan sedap di dengar, dan semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, itulah yang harus kita pikirkan. Paulus menantang kita untuk mengganti kekuatiran dengan pikiran positif yang berasal dari kebenaran Firman Tuhan. Jadikan hal ini sebagai sebuah gaya hidup.
Kematian bukanlah akhir kehidupan, kematian adalah sebuah jembatan bagi kita untuk memasuki kehidupan kekal. Jika kita tahu bahwa diri kita telah di tebus oleh kematian Yesus Kristus di kayu salib dan telah mewarisi sorga bersama-Nya, lalu apa lagi yang perlu kita takutkan? Mari kita ingat janji Yesus ini, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." (Yohanes 14:1-4).
Sumber : Jawaban.com